4 Contoh Keluhan Management Pada Karyawan

Sebelumnya sudah kita ulas beberapa contoh keluhan yang dialami karyawan pada management. Kali ini kita akan ulas apa saja yang menjadi keluhan management pada karyawan perusahaan. Yuk kita simak!

  1. Karyawan Yang Sulit Diatur

Karyawan yang memiliki perilaku sulit diatur merupakan masalah suatu perusahaan yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian baik keuangan maupun SDM.

  1. Produksi Yang Telat

Jadwal produksi yang terlambat akan mempengaruhi kinerja bagian management utamanya top management dalam mulai menentukan target pasar dan jadwal distribusi yang tepat waktu.

  1. Pengawas Yang Malas

Tipe pengawas yang malas atau hanya asal – asalan dalam memberikan laporan merupakan kendala untuk management dapat memberikan evaluasi pada kinerja operasional.

  1. Tidak Ada Perantara Untuk Diskusi Dengan Staf

Salah satu keluhan ini merupakan keluhan yang cukup risk yang membuat management sulit mengetahui kebutuhan staf.

Demikian hal – hal mengenai 4 contoh keluhan management pada karyawan yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasimu.

6 Contoh Keluhan Karyawan Pada Management

Setiap karyawan memiliki permasalahannya masing-masing, dan masalah tersebut dapat berdampak pada kinerja karyawan. Sangatlah penting untuk HR bersikap terbuka, agar karyawan mau berbagi cerita dan mendengarkan solusi dari Anda. Keterpercayaan sosok HR sebagai problem-solver juga bisa digunakan untuk mendapatkan input tentang keluhan karyawan. Dari komplain, isu, atau peristiwa tidak menyenangkan yang dialami oleh karyawan, HR dapat membuat program sumber daya manusia yang lebih terarah. Selain itu, jika masalah karyawan selalu terselesaikan dengan baik, produktivitas karyawan juga akan meningkat.

Berikut beberapa keluhan karyawan yang kerap terjadi di berbagai perusahaan:

  1. Tantangan antarpribadi dengan rekan kerja atau atasan

Dengan latar belakang dan kepribadian yang beragam, sangatlah wajar jika terjadi percikan dalam hubungan kerja. Yang menjadi masalah karyawan adalah ketika hal tersebut mempengaruhi kinerja. HR harus dapat membantu karyawan memilah antara permasalahan profesional atau pribadi, dan membantu mereka dalam menyikapi masalah dengan lebih tepat.

  1. Target performa kerja

Mungkin Anda menemui karyawan yang tidak pernah mencapai produktivitas sebagaimana yang diharapkan. Cobalah Anda ajak ia berdiskusi karena kadang hal ini bukan disebabkan oleh ketidakmampuan pribadi, melainkan faktor-faktor dari lingkungan kerja.

  1. Ketidakselarasan antara jabatan dan job description

Setelah HR melakukan rekrutmen karyawan dan menempatkan seorang karyawan di departemen yang dirasa cocok, ternyata ia merasakan ketidaksesuaian antara ekspektasi dan realita. Hal ini dapat menghambat prestasinya.

  1. Pengajuan cuti yang berbelit

Cuti merupakan hak karyawan yang sudah memenuhi syarat dan ketentuan. Selain itu, perusahaan juga mendapatkan banyak keuntungan dari cuti karyawan. Mudahkan pengajuan cuti karyawan di perusahaan Anda dengan HRIS online seperti Gadjian yang dapat melakukan dokumentasi dan perhitungan cuti.

  1. Jenjang karir dan perkembangannya

Sebagian karyawan memiliki concern lebih terhadap peningkatan karir mereka. Bahkan mereka dapat dengan ‘mudah’ mengundurkan diri (resign) dari perusahaan yang tidak menawarkan jenjang karir yang jelas. Sebelum Anda kehilangan best talent, pastikan Anda sudah memiliki program untuk mengantisipasi hal ini.

  1. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan

Generasi millennial umumnya lebih senang bekerja pada perusahaan yang menghargai waktu yang mereka miliki. Keluhan karyawan akan muncul ketika tuntutan lembur tidak dikelola dengan baik, sehingga mereka merasa tidak memiliki ‘kehidupan’ di luar pekerjaan.

Demikian hal – hal mengenai 6 contoh keluhan karyawan pada management yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasimu.

Cara Menghitung Gaji Karyawan

Ketika seorang pelaku usaha memutuskan merekrut karyawan, tepat pada saat itulah ada tantangan baru yang mesti ditaklukkan. Sebab, mengelola sebuah usaha dengan sokongan karyawan akan berbeda dengan pengelolaan secara mandiri. Banyak hal baru yang harus dipelajari seputar karyawan. Yang tak boleh terlupakan tentunya cara menghitung gaji karyawan.

Gaji atau upah adalah komponen ketenagakerjaan yang diatur dalam Undang-Undang Cipta Kerja. Saat ini omnibus law yang memayungi sejumlah aturan itu sedang digodok ulang setelah dinyatakan “inkonstitusional bersyarat” oleh Mahkamah Konstitusi dalam sidang gugatan uji materi.

Dalam Undang-Undang Cipta Kerja disebutkan “hak pekerja/buruh atas upah timbul pada saat terjadi hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha dan berakhir pada saat putusnya hubungan kerja”. Maka semua karyawan berhak mendapatkan upah begitu menjalin hubungan kerja dengan pemilik usaha. Hak itu lepas setelah hubungan kerja berakhir.

Cara menghitung gaji karyawan pun didasari undang-undang itu. Berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja, penghitungan gaji harus mengacu pada peraturan pemerintah yang menetapkan upah minimum di daerah setempat. Artinya, pengusaha di suatu daerah tidak boleh memberikan gaji kepada karyawannya di bawah upah minimum daerah tersebut. Pemerintah juga mengatur komponen upah yang mencakup gaji pokok dan tunjangan tetap. Jumlah gaji pokok ditetapkan minimal 75 persen dari gaji pokok plus tunjangan tetap.

Cara Menentukan Gaji Pokok Karyawan

Karena gaji pokok diatur dalam undang-undang, pengusaha harus menetapkannya untuk karyawan. Adapun cara menentukan gaji pokok bisa menggunakan empat faktor penentu, yaitu aturan pengupahan, skala upah, gaji pasaran, dan kontribusi karyawan kepada perusahaan.

  1. Aturan Pengupahan

Ada setidaknya empat aturan tentang pengupahan yang harus dijadikan pedoman oleh pengusaha dalam menentukan gaji pokok karyawan, yaitu Undang-Undang Cipta Kerja peraturan pemerintah tentang pengupahan, peraturan pemerintah provinsi, dan peraturan pemerintah kota/kabupaten. Provinsi dan kota/kabupaten di sini mengacu pada daerah tempat domisili usaha.

Pemerintah daerah berwenang menerbitkan peraturan tentang upah minimum yang wajib ditaati semua pengusaha. Aturan ini diperbarui tiap tahun sesuai dengan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan. Penetapan upah minimum adalah soal sensitif karena kerap diwarnai pertentangan antara kelompok pekerja dan pengusaha. Pengusaha harus cermat dalam mengikuti aturan pengupahan itu agar tidak terjadi masalah ketenagakerjaan yang bisa mendatangkan sanksi dan mengganggu jalannya usaha. Aturan ini juga mencakup pengecualian-pengecualian yang berlaku untuk jenis usaha tertentu, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

  1. Skala Upah

Menurut peraturan Menteri Ketenagakerjaan, skala upah adalah kisaran nilai nominal upah dari yang terendah hingga tertinggi untuk tiap golongan jabatan. Pemilik usaha mesti memegang data skala upah karyawannya. Dari data ini, gaji pokok setiap karyawan bisa ditetapkan sesuai dengan golongannya. Jangan sampai gaji itu jauh terlalu tinggi atau justru terlalu rendah dari skala upah. Sebab, ada risiko konflik sesama karyawan karena ketimpangan gaji sehingga produktivitas usaha pun terkena dampaknya.

  1. Gaji Pasaran

Dalam industri usaha umumnya terdapat informasi mengenai kisaran gaji pasaran pegawai untuk jenis pekerjaan dan jabatan yang serupa di tiap perusahaan. Anda dapat mengacu pada nilai gaji pasaran ini untuk menentukan gaji pokok karyawan.

Selain melihat industri yang sama, perhatikan daerah domisili perusahaan. Sebab, standar gaji di tiap daerah berbeda meski industrinya sama. Misalnya dalam industri kesehatan, gaji manajer pemasaran suatu produk kesehatan di Jakarta pasti berbeda dengan gaji pemegang jabatan yang sama di Yogyakarta. Gaji manajer di Jakarta biasanya lebih besar karena berbagai faktor, dari upah minimum hingga biaya hidup yang cenderung lebih tinggi daripada di Yogyakarta.

  1. Kontribusi Karyawan

Setiap karyawan diharapkan memberikan kontribusi semaksimal mungkin bagi perusahaan. Anda dapat menilai kontribusi itu dan mengonversinya menjadi nominal gaji pokok. Makin besar kontribusi, makin besar pula potensi karyawan itu mendapat gaji pokok lebih tinggi daripada karyawan lain.

Kontribusi juga didasari peran jabatan atau posisi yang diemban karyawan. Makin tinggi jabatan, gaji pokok pun semestinya makin besar karena ada tanggung jawab yang lebih besar untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan.

Cara Menghitung Gaji Karyawan

Berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja, karyawan dapat direkrut dengan menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT). Perjanjian ini menentukan status karyawan dalam perusahaan. Karyawan yang dipekerjakan dengan PKWT umumnya menjadi pekerja harian, kontrak, atau honorer. Sedangkan karyawan yang bekerja dengan PKWTT merupakan pegawai tetap.

Karyawan PKWT bisa digaji secara bulanan ataupun harian dengan jumlah yang bisa bervariasi, sementara karyawan PKWTT umumnya mendapat gaji bulanan secara tetap. Jika memakai gaji bulanan, berarti karyawan menerima jumlah gaji yang sama tiap bulan berdasarkan perjanjian kerja.

Adapun cara menghitung gaji karyawan secara harian cukup mudah. Tinggal kalikan upah harian dengan jumlah hari kerja karyawan tersebut. Misalnya X mendapat gaji harian sebagai buruh sebesar Rp 200.000. Pada Januari 2022, dia bekerja selama 14 hari. Maka gaji yang dia terima selama Januari sebesar Rp 200.000 x 14 hari = Rp 2.800.000.

Gaji karyawan PKWTT juga bisa dihitung berdasarkan jam kerja bila jumlah jam kerjanya kurang dari 35 jam per minggu. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, gaji per jam adalah upah sebulan dibagi 126. Angka pembagi 126 didapatkan dari jumlah rata-rata jam kerja selama seminggu (29 jam) dikali jumlah minggu dalam setahun (52 minggu), lalu dibagi jumlah bulan dalam setahun (12 bulan).

Misalnya X memiliki gaji bulanan Rp 5.000.000. Pada Januari 2022, dia hanya bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu sehingga gajinya dihitung per jam. Jumlah gaji yang diterima X adalah Rp 5.000.000 : 126 = Rp 39.682 per jam.

Ketika karyawan masuk kerja pada pertengahan bulan, dia tetap berhak menerima gaji seperti karyawan lain pada tanggal gajian. Tapi gajinya tidak penuh sebulan, melainkan dihitung dengan skema pro-rata sesuai dengan hari kerja menggunakan rumus jumlah hari kerja per bulan dibagi jumlah hari kerja karyawan dikalikan upah per bulan.

Contohnya X masuk kerja pada 15 Januari. Gajinya per bulan disepakati Rp 7.000.000 dengan waktu kerja 5 hari per minggu. Pada bulan itu ada 20 hari kerja dan X masuk kerja selama 11 hari. Maka gaji yang diterima Beni (11 : 20) x Rp 7.000.000 = Rp 3.850.000.

Sebagai catatan, penghitungan gaji di atas menggunakan skema sederhana gaji pokok. Di dalamnya belum tercakup komponen gaji lain seperti tunjangan tetap dan tidak tetap serta pajak penghasilan dan potongan lain.

Demikian hal – hal mengenai cara menghitung gaji karyawan yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasimu.

5 Skill Yang Wajib Dimiliki Seorang Manajer

Seorang manajer wajib memiliki keterampilan dasar dalam manajemen bisnis agar mampu mengelola dan memotivasi timnya secara efektif. Peran utama dari seorang manajer di setiap organisasi maupun perusahaan adalah untuk memimpin, memotivasi, mendukung dan mendorong karyawan untuk mau bekerja sama mencapai tujuan perusahaan.

Berikut 5 keterampilan manajer yang wajib dimiliki:

  1. Conceptional Skill

Seorang manajer khususnya manajer tingkat atas (top manager) wajib memiliki keterampilan manajer untuk menyusun perencanaan strategis, konsep, ide dan gagasan demi kemajuan organisasi. Kemudian Anda harus mampu menjabarkannya kepada seluruh tim dengan detail agar mampu menjadi suatu rencana kegiatan dengan tujuan mewujudkan gagasan tersebut.

  1. Humanity Skill

Selain keterampilan konsepsional, manajer juga harus memiliki keterampilan berkomunikasi atau yang ada hubunagnnya dengan orang lain. Komunikasi persuasif harus selalu diterapkan oleh manajer terhadap tim nya. Dengan komunikasi persuasif dan bersahabat, tim akan merasa dihargai dan mereka akan bersikap terbuka pada Anda.

  1. Technical Skill

Keterampilan ini mengacu pada kemampuan Anda sebagai manajer untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu yang berkaitan pada hal-hal teknis.

  1. Time Management Skill

Seorang manajer harus mampu mengelola waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Setiap menit yang terbuang sia-sia akan sangat merugikan perusahaan. Waktu adalah aset yang sangat berharga, oleh karenanya manajer harus mampu mengelolanya dengan sangat baik agar produktivitas perusahaan tetap berjalan baik.

  1. Making Decision Skill

Keterampilan manajer yang terakhir adalah mampu mendefinisikan masalah dan menentukan cara terabik dalam mengatasinya. Ini adalah keterampilan yang utama yang harus dimiliki oleh seorang top manager.

Jadilah manajer ekselen dengan menguasai 5 keterampilan dasar tersebut. Dengan begitu, Anda akan mampu menumbuhkembangkan perusahaan dan tim akan selalu memberikan performa terbaik di setiap pekerjaan mereka untuk meraih tujuan bersama perusahaan.

Demikian hal – hal mengenai 5 skill yang wajib dimiliki seorang manajer yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasimu.

Pentingnya KPI Bagi Perusahaan

KPI merupakan singkatan Key Performance Indicator, atau secara harfiah dapat diartikan sebagai indikator-indikator kunci untuk mengukur performa atau kinerja. Sebagai indikator kunci, tentu saja KPI menjadi ukuran yang paling utama dalam melihat seberapa baik kinerja yang ditunjukkan oleh setiap karyawan di sebuah bisnis atau perusahaan.

Apa Manfaat Menerapkan KPI dalam Perusahaan?

Ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh ketika menerapkan KPI. Manfaat-manfaat tersebut tidak hanya dirasakan oleh perusahaan atau pemilik usaha, tetapi bisa juga dirasakan oleh karyawan itu sendiri.

Manfaat Penerapan KPI bagi Perusahaan

  • Sebagai sebuah indikator kunci, sebuah perusahaan dapat memanfaatkan penerapan KPI untuk menjaga arah strategi bisnisnya. Meski indikator-indikator ini sebenarnya digunakan untuk mengukur kinerja karyawan, tetapi juga dapat dijadikan panduan terkait hal apa saja yang harus dilakukan oleh setiap karyawan, dan bagaimana pekerjaan tersebut dapat dianggap berhasil dilakukan.
  • Sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja karyawan, penerapan KPI akan sangat membantu perusahaan yang memiliki departemen HR. KPI dapat digunakan oleh HRD untuk mengetahui pengukuran serta melakukan evaluasi terhadap hasil kerja karyawan, dan dapat dengan lebih cepat mengidentifikasi jika ada kendala yang dihadapi oleh karyawan tersebut dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
  • Sistem KPI juga akan sangat membantu perusahaan yang menerapkan sistem reward atau apresiasi kepada karyawan yang menunjukkan kinerja yang baik. Tanpa adanya KPI, perusahaan akan kesulitan untuk menentukan seberapa baik hasil kerja yang layak untuk diapresiasi secara setara. Kalaupun dapat menentukan hal tersebut, umumnya ukuran yang dilakukan lebih bersifat subjektif dan dapat berubah-ubah kapan saja.
  • Memastikan karyawan mengetahui bahwa perusahaan akan mengapresiasi hasil kerja yang baik tentu saja bagus, tetapi jika ukuran yang digunakan tidak jelas, karyawan tersebut tentu akan kebingungan dalam menetapkan target kerjanya. Hal ini dapat diatasi dengan adanya KPI.

Mengingat KPI adalah sebuah alat yang secara objektif mengukur hasil kinerja seorang karyawan, tentunya ini bisa menjadi alat yang jelas untuk menentukan hasil kerja yang dapat diapresiasi oleh perusahaan. Karena ukuran ini bersifat objektif dan jelas, karyawan di perusahaan tersebut juga bisa memiliki rasa aman, nyaman, dan tak perlu takut bahwa hasil kerjanya tidak akan diapresiasi oleh perusahaan.

Dengan ukuran yang jelas seperti KPI, perusahaan dapat terus memotivasi karyawan untuk menunjukkan hasil kerja terbaiknya. Dalam jangka panjang, ini membantu perusahaan itu sendiri untuk terus mengoptimalkan pendapatan bisnisnya; terlebih jika reward yang diberikan kepada karyawan juga menggunakan sistem bertingkat di mana semakin baik hasil kerja yang ditunjukkan oleh karyawan tersebut, semakin besar pula apresiasi yang akan diberikan kepada karyawan.

KPI juga dapat membantu perusahaan menyampaikan ekspektasi bisnis yang dimilikinya kepada karyawan dengan bahasa yang mudah dipahami, yaitu target dan pekerjaan. Dengan memahami apa target yang harus dicapai dengan pekerjaan yang dilakukan, karyawan dapat memperkirakan arah mana yang ingin dituju oleh strategi bisnis sebuah perusahaan. Sehingga salah satu manfaat pentingnya KPI pada perusahaan adalah memastikan karyawan tetap melakukan tugas dan tanggung jawab kerjanya dengan baik dan selaras terhadap tujuan perusahaan itu sendiri.

Jadi, di sini KPI tetap berguna dalam menjaga kestabilan dan kelancaran operasional perusaahaan dan memberikan benefit pada karyawan perusahaan, baik pada perusahaan kecil maupun skala besar.

Demikian hal – hal mengenai alasan pentingnya KPI bagi perusahaan yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasimu.

Mengenal Job Profile dan Cara Penyusunannya

Job Profile adalah sebuah dokumen yang berisi informasi lengkap atau profil sebuah pekerjaan dalam sebuah organisasi. Job Profile memuat hal – berikut:

  1. Identifikasi pekerjaan (Job Identification) yaitu identitas dari sebuah posisi atau pekerjaan seperti: nama posisi, bagian/ departemen di mana posisi tersebut berada, kode jabatan, nama posisi atasan, lokasi dsb.
  2. Tujuan pekerjaan (Job Purpose): berisi tujuan atau alasan keberadaan pekerjaan atau kontribusi pekerjaan itu secara umum. (Bila anda bingung/ sulit mengisi sebuah tujuan sebuah pekerjaan, kemungkingan pekerjaan tsb memang tidak diperlukan).
  3. Uraian pekerjaan (Job Description): menjelaskan tanggung jawab/ tugas / kegiatan yang harus dilakukan oleh posisi atau rincian dari kontribusi umum pekerjaan ini.
  4. Dimensi pekerjaan (Job Dimension): menggambarkan besarnya cakupan posisi baik langsung maupun tidak langsung yang membedakannya dengan posisi lainnya.
  5. Hal – hal lain seperti: wewenang, hubungan kerja, indikator keberhasilan, kompetensi pemegang jabatan, dan persyaratan lain dari posisi.

Bagaimana cara menyusunnya? Ada 6 langkah yang harus ditempuh dalam penyusunan job profile jabatan dalam perusahaan, antara lain:

  1. Melakukan analisa jabatan

Analisa jabatan merupakan langkah awal yang cukup panjang untuk melakukan penyusunan job profile. Pada tahap ini, Anda diharuskan untuk mengumpulkan seluruh data terkait dengan suatu jabatan. Data tersebut mulai dari identitas jabatan, sturktur jabatan, lingkup kerja, deskripsi tugas dan tanggung jawab, waktu kerja efektif yang dilakukan, hingga kualifikasi baik dari segi standar pendidikan maupun kompetensi yang dibutuhkan agar dapat menduduki jabatan tersebut. Analisa jabatan harus dilakukan sesuai dengan realita di lapangan. Anda bisa memperoleh data tersebut dengan meminta pemegang jabatan untuk mengisi form analisa jabatan yang telah disiapkan. Pastikan setiap pemegang jabatan melakukan pengisian dengan tepat.

  1. Mengumpulkan data-data yang telah diperoleh

Proses pengumpulan data harus dilakukan secara menyeluruh. Jangan sampai ada data yang terlewat. Selain itu, agar penyusunan job profile dapat berjalan dengan lancar, maka sebisa mungkin tetapkan jadwal yang bersamaan pada saat proses pengumpulan agar dapat diproses secara bersamaan. Urutkan data yang sudah Anda peroleh sehingga mudah bagi Anda untuk melakukan pengecekan.

  1. Melakukan wawancara dengan pemegang jabatan

Melakukan wawancara dengan pemegang jabatan perlu dilakukan untuk mengklarifikasi kevalidan data yang telah diperoleh. Jangan sampai data yang diberikan tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan sehingga dapat memunculkan gap antara realita di lapangan dengan job profile jabatan yang Anda susun. Selain itu, dengan data yang sesuai, tentu akan semakin memberikan kemudahan bagi Anda dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu, seperti rekrutmen dan seleksi calon karyawan, menentukan perencanaan training, dan menentukan kebutuhan kerja untuk memfasilitasi karyawan pemegang jabatan.

  1. Melakukan revisi dan penambahan data

Jika ada ketidak sesuaian, sebelum dilakukan penyusunan job profile lakukan revisi dan melengkapi data yang kurang. Dengan melakukan revisi di awal Anda akan lebih mudah melakukan pencarian data, dibandingkan ketika ditengah-tengah Anda melakukan proses penyusunan.

  1. Melakukan penyusunan data valid

Menyusun data valid yang telah diperoleh dari setiap pemegang jabatan. Pastikan poin penting yang harus diketahui oleh pemegang jabatan tercantum dalam job profile yang Anda susun. Kelompokkan job profile yang Anda susun per departemen, sehingga memudahkan Anda dalam melakukan pencarian. Informasi inti yang harus dicantumkan didalam job profile adalah sebagai berikut:

  1. Identitas jabatan
  2. Fungsi jabatan
  3. Struktur organisasi dalam departemen jabatan terkait (minimal mencantumkan 1 jabatan di atas dan 1 jabatan di bawah)
  4. Deskripsi tugas dan tanggung jawab pemegang jabatan
  5. Level kompetensi yang dibutuhkan
  6. Target kerja yang menjadi indikator keberhasilan pemegang jabatan
  7. Spesifikasi jabatan yang harus ditepati oleh pemegang jabatan
  1. Melakukan evaluasi secara berkala

Jika job profile jabatan sudah Anda selesaikan, jangan lupa untuk tetap melakukan evaluasi secara berkala. Hal ini dikarenakan sangat memungkinkan terjadi perubahan kondisi seiring dengan perubahan kebutuhan dari perusahaan, sehingga alat yang Anda ciptakan harus segera disesuaikan. Misalkan saja, dulu saat awal perusahaan berdiri masih belum menetapkan untuk jabatan manager marketing harus menguasai bahasa Inggris aktif. Namun sekarang, karena kebutuhan perusahaan dan banyaknya customer perusahaan yang berasal dari luar negeri, akhirnya mau tidak mau spesifikasi jabatan manager marketing harus ditingkatkan, yaitu harus menguasai bahasa Inggris aktif.

Pada dasarnya, penyusunan job profile suatu jabatan membantu Anda untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Mungkin Anda bisa membayangkan jika sewaktu-waktu Anda dipanggil oleh pihak manajemen harus mengajukan data terkait dari jabatan di perusahaan, tentu Anda akan kerepotan jika semua data terpisah. Berbeda jika Anda sudah menerapkan job profile pada setiap jabatan. Anda dapat memperoleh data lebih cepat. Selain itu, job profile bukan hanya sekedar data yang Anda simpan semata dan sifatnya rahasia. Namun job profile merupakan acuan bagaimana nantinya perusahaan menentukan sumber daya manusia yang tepat. Oleh sebab itulah job profile harus benar-benar disusun berdasarkan kondisi di lapangan.

Demikian hal – hal mengenai job profile dan teknik penyusunannya yang perlu kamu ketahui. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasimu.

Faktor – Faktor Dalam Meningkatkan Loyalitas Karyawan Pada Perusahaan

Setiap perusahaan perlu tahu bagaimana cara meningkatkan loyalitas karyawan. Keberhasilan perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari peran karyawan loyal yang selalu bekerja keras. Mereka bersedia lembur atau bahkan menerima gaji pas-pasan.

Di balik loyalitas tersebut, terdapat kondisi yang membuat karyawan bertahan di sana. Sebaliknya, ada kalanya perusahaan tidak mampu mempertahankan tenaga kerjanya sehingga mereka kehilangan potensi terbaik mereka.

Ini disebabkan kurangnya perhatian bahkan tidak adanya perhatian sama sekali terhadap karyawan, baik itu dari segi kesehatan, insentif, kesejahteraan, dan lain sebagainya. Inilah beberapa faktor dalam meningkatkan loyalitas karyawan. Yuk simak!

  1. Cara Meningkatkan Loyalitas Karyawan di Perusahaan

Karyawan yang tidak ingin bertahan mau tidak mau menuntut perusahaan untuk merekrut tenaga kerja baru. Proses rekrutmen tersebut memerlukan waktu, energi, dan biaya sehingga ada harga yang harus dibayarkan. Untuk menghindari hal tersebut, maka organisasi harus tahu bagaimana mengelola anggotanya sehingga tumbuh loyalitas. Kali ini kami akan membagikan cara-cara untuk menumbuhkan dan meningkatkan loyalitas mereka.

  1. Menciptakan Manajemen SDM yang Baik

Manajemen SDM adalah salah satu wajah penting dalam suatu perusahaan. Manajemen SDM yang buruk sering kali menjadi faktor mengapa seseorang memilih untuk meninggalkan perusahaan dibanding bertahan di sana.

Kualitas manajemen SDM menunjukkan reputasi dan profesionalisme perusahaan sehingga memiliki pengaruh besar dalam kesuksesannya. Departemen tersebut memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam mengelola sumber daya manusia di dalamnya. Salah satunya termasuk program pelatihan dan pengembangan karyawan sehingga mereka dapat meningkatkan keterampilan kerja maupun keterampilan lainnya.

  1. Hindari Micro-management

Cara meningkatkan loyalitas karyawan lainnya yaitu dengan menghindari micromanagement. Micromanagement adalah gaya manajemen dimana manajer atau pengawas melakukan pengawasan secara berlebihan terhadap hasil kerja bawahannya.

Gaya manajemen ini tentunya membuat tenaga kerja merasa tidak nyaman. Tidak adanya rasa percaya dari manajer terhadap bawahannya adalah pemicu tidak adanya employee engagement yang baik.

  1. Menciptakan Lingkungan Kerja Kondusif

Lingkungan dan budaya kerja memiliki peran besar dalam membentuk performa, produktivitas, termasuk loyalitas pegawai. Tidak sedikit tenaga kerja memilih untuk bertahan di perusahaan karena lingkungan kerjanya mendukung dan kondusif.

Kondusivitas lingkungan kerja dipengaruhi oleh banyak hal. Bukan hanya dukungan fasilitas peralatan atau sarana yang tersedia, kenyamanan lingkungan kerja juga erat kaitannya dengan budaya dan kebiasaan kerja di perusahaan tersebut. Struktur keorganisasian tentunya penting untuk memberikan gambaran secara jelas terkait posisi masing-masing. Namun budaya kerja yang cair merupakan nilai tersendiri dan mampu membuat karyawan betah berada di sana.

  1. Berikan Pengakuan dan Apresiasi

Apa jadinya jika pekerjaan dan achievement yang Anda capai tidak dihargai bahkan memperoleh pengakuan? Ini salah satu sebab mengapa seseorang tidak betah berada di lingkungan tersebut dan ingin mengundurkan diri.

Pengakuan dan apresiasi juga merupakan langkah tepat untuk membuat tenaga kerja bertahan serta semakin loyal kepada organisasi. Perusahaan yang baik selalu tahu bagaimana cara memberikan apresiasi kepada karyawannya.

  1. Jenjang Karir yang Jelas

Cara meningkatkan loyalitas karyawan bisa dibangun dengan memberikan gambaran jenjang karir di perusahaan secara jelas. Setiap orang menginginkan karir cemerlang dan selalu naik ke posisi lebih baik. Kesempatan jenjang karir biasanya menjadi salah satu aspek yang membuat karyawan tertarik untuk berkarir di suatu perusahaan. Dengan adanya informasi jenjang karir secara jelas, karyawan memiliki motivasi lebih dalam bekerja

Demikian hal – hal yang mampu meningkatkan loyalitas karyawan pada perusahan. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasi kamu.

Faktor – Faktor Penyebab Menurunnya Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan tentunya menjadi salah satu faktor penting dalam setiap perusahaan. Tentunya memiliki karyawan dengan kinerja yang sangat baik dapat memudahkan Anda memimpin perusahaan Anda ke tingkat selanjutnya.

Nah, agar Anda dapat memahami apa saja yang memengaruhi kinerja karyawan, maka langkah pertama tentunya mencari tahu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan Anda. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menjadi penyebab utama kurang maksimalnya kinerja karyawan Anda.

  1. Atasan yang buruk

Dalam mempekerjakan karyawan yang akan menjadi pemimpin. Tentunya Anda harus memperhatikan betul kinerjanya, pengetahuannya, hingga kemampuannya dalam menjadi pemimpin. Tentunya sebagai pemimpin seorang atasan harus memberikan arahan dan yang terpenting motivasi untuk anggota timnya.

  1. Bentrokan kepribadian

Perbedaan kepribadian antara sesama rekan kerja merupakan hal yang wajar. Namun, bentrokan kepribadian dalam bekerja harus dihindari. Bentrokan kepribadian muncul karena ketidak cocokan satu individu dengan individu lainnya. Dari bentrokan kepribadian inilah salah satu pemicu awal menurunnya kinerja karyawan.

  1. Tidak cocok dengan tim

Bekerja sama dengan anggota tim tentunya harus memiliki visi dan misi yang sama. Untuk mencapai visi tersebut tentunya dalam melakukan misi diperlukan kinerja karyawan yang baik agar tim mereka tetap dalam jalur yang benar. Namun ketidak cocokan dalam tim dapat menjadi salah satu hal yang dapat membuat tim mereka keluar jalur. Bermula dari ketidak cocokan satu individu dengan individu lainnya, kinerja karyawan dapat berkurang. Misalnya karena adanya asumsi mengenai satu sama lain, kurangnya motivasi dalam bekerja, berpikiran negatif dengan rekan kerja lainnya. Untuk itu pemilihan anggota tim tentu perlu dipertimbangkan baik-baik. Mulai dari kepribadian, cara berpikir, hingga latar belakang.

  1. Tidak adanya transparansi

Kinerja karyawan tentu berpengaruh terhadap transparansi di perusahaan. Transparansi di perusahaan merupakan salah satu hal yang penting, Anda harus sebisa mungkin menunjukan transparansi di perusahaan Anda. Mulai dari masalah yang ada, dampak yang mungkin terjadi, hingga keputusan yang diambil.

  1. Tidak adanya kejelasan peran

Pada saat Anda melakukan kontrak kerja dengan karyawan Anda, tentu Anda menjelaskan seluruh deskripsi pekerjaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu Anda yang mempercayai karyawan Anda mungkin saja memberikan beberapa pekerjaan yang bukan dari bagian karyawan Anda dengan alasan ia merupakan karyawan terpercaya. Atau karena pekerjaan yang hendak Anda berikan merupakan pekerjaan sepele sehingga Anda meminta karyawan Anda yang mengerjakannya. Baik dilandasi kepercayaan atau karena pekerjaan sepele memberikan pekerjaan yang bukan bagiannya tentunya akan membuat peran karyawan Anda semakin tidak jelas. Kinerja karyawan Anda akan berkurang karena merka sendiri bingung mengenai peran mereka yang sebenarnya.

  1. Gosip

Siapa yang tidak tahu dampak negatif dari gosip yang ada. Namun, sangat tidak memungkinan juga untuk melarang karyawan Anda untuk tidak bergosip demi kinerja karyawan yang stabil. Menurut riset, gosip yang ada di kantor merupakan salah satu hal yang paling berpengaruh dalam produktivitas karyawan. Selain memakan waktu untuk bergosip, dampak dari gosip yang menyebar juga dapat membuat beberapa karyawan merasa tidak nyaman atau bahkan merasa tidak cocok dengan rekan kerjanya.

  1. Kesehatan karyawan

Kurang waktu istirahat menjadi salah satu faktor kesehatan karyawan Anda terganggu. Tanpa Anda sadari, bekerja menjadi salah satu faktor kesehatan karyawan Anda. Dengan menghadapi macetnya kota di Indonesia, hingga stress dalam bekerja menjadi pendukung kesehatan karyawan Anda semakin menurun. Tentu saja kinerja karyawan Anda akan terganggu bila saat rapat karyawan Anda pusing karena sangat mengantuk.

Jika Anda sudah memahami faktor apa yang menjadi penyebab turunnya kinerja karyawan Anda. Langkah selanjutnya Anda dapat meminimalkan hal tersebut dengan mencari solusi yang tepat, baik untuk karyawan Anda maupun untuk perusahaan Anda. Anda juga dapat menyusun beberapa strategi yang dapat meningkatkan kinerja karyawan Anda seperti gathering, outing, dan hal-hal lain yang memungkinan untuk dilakukan.

Demikian faktor – faktor penyebab turunnya kinerja karyawan. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasi kamu.

5 Cara Menjaga Motivasi Kerja Yang Baik Pada Karyawan

Setiap perusahaan tentunya berharap bisa memiliki karyawan yang memiliki tingkat motivasi kerja yang baik. Akan tetapi, pada kenyataannya perusahaan terkadang abai dalam memberikan apa yang karyawan harapkan dalam menjaga motivasi kerja merek. Berikut kami rangkum 5 cara ampun menjaga motivasi kerja karyawan yang dapat kamu praktekkan pada perusahaanmu.

  1. Ciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan dipenuhi energi positif

Membuat lingkungan kerja yang nyaman adalah kewajiban perusahaan. Namun, hal itu tentunya perlu dukungan semua orang yang ada di perusahaan. Fasilitas yang nyaman, aman, dan sehat dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk bekerja dengan lebih semangat. Selain itu, energi positif yang dihasilkan dari hubungan dan kerjasama antar rekan kerja yang baik juga dapat menambah semangat seseorang.

  1. Berikan apresiasi atas prestasi atau pekerjaan yang dilakukan

Apresiasi yang diberikan baik dari dalam diri maupun dari atasan dapat meningkatkan motivasi kerja. Dengan adanya apresiasi terhadap prestasi atau pekerjaan yang dilakukan, seseorang akan merasa dihargai sehingga akan meningkatkan kinerjanya dan bekerja lebih baik lagi.

  1. Terapkan cara komunikasi yang efektif

Komunikasi yang baik dan efektif juga akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan motivasi dalam bekerja. Sebab, komunikasi merupakan hal yang sangat krusial dalam bekerja. Dengan komunikasi yang efektif, Anda akan dapat saling mengerti satu sama lain dan menghindari perselisihan di lingkungan kerja. Memberikan kesempatan untuk berbicara dan berpendapat juga salah satu contoh komunikasi yang efektif.

  1. Bekerja sesuai dengan minat

Sebaiknya ketika Anda melamar pekerjaan, pilihlah pekerjaan yang sesuai minat dan bakat agar Anda tidak akan melihat pekerjaan tersebut sebagai beban dan merasa terpaksa. Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan minat akan meningkatkan motivasi karena rasa suka Anda terhadap pekerjaan tersebut.

  1. Tentukan tujuan hidup

Tujuan hidup yang jelas sangatlah penting untuk membangun motivasi. Oleh karena itu, tentukan tujuan, cita-cita, dan impian yang ingin Anda raih untuk meningkatkan semangat dan motivasi dalam bekerja. Kemudian, fokuslah terhadap tujuan tersebut. Dengan begitu, ketika bekerja Anda akan melihatnya sebagai usaha untuk mencapai impian yang diinginkan.

Demikian hal – hal 5 cara menjaga motivasi kerja karyawan. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasi kamu.

Mengenal Fungsi Tes Psikologi

Pada saat ini siapa sih yang tidak mengenal tes psikologi. Akan tetapi masih banyak orang yang belum memahami fungsi dari tes psikologi itu sendiri. Berikut kami rangkum fungsi dari mengenal tes psikologi. Yuk simak!

Adapun fungsi tes psikologi dalam dunia kerja tersebut ditentukan dalam beberapa aspek bagian.

  1. Perekrutan karyawan yang lebih efektif

Ketika suatu perusahaan merekrut atau menyeleksi karyawan, biasanya dilakukan tes psikologi, yang dapat membantu perusahaan untuk menemukan dan menyeleksi karyawan atau sumber daya manusia yang terbaik.

  1. Dapat mengukur potensi dan juga kecerdasan dari calon karyawan

Yang disebut inteligensi tentu mengacu pada tingkat kecerdasan seseorang. Nah, dengan psikotes ini tentunya kamu bisa mengukur potensi yang ada, selain itu kamu juga bisa mengukur kecerdasan emosional dan spiritual seseorang.

  1. Dapat mengenal kepribadian karyawan

Fungsi psikotes dalam dunia kerja yang terletak pada seleksi pekerjaan terutama pada saat tes dilakukan pada saat perekrutan karyawan efektif dilakukan dalam beberapa tahapan, pertama wawancara, kemudian tes psikologi.

  1. Dapat mengetahui rencana penempatan karyawan

Dalam melakukan psikotes, selain dilakukan pada saat pengangkatan pegawai, dapat juga dilakukan pada masa kenaikan pangkat pegawai, karena pada umumnya tempat kerja pegawai berubah-ubah tergantung dari cara kerja pegawai. karyawan dan kinerja karyawan.

  1. Melihat produktivitas pekerjaan

Melalui tes psikologi juga dapat dilihat tingkat dan ukuran produktivitas kerja karyawan saat melakukan pekerjaannya, dan dengan melakukan tes tersebut, perusahaan akan dapat melihat sejauh mana produktivitas karyawan terlihat. Hal ini memudahkan SDM untuk mengisi posisi yang sesuai terkait penerapan psikologi sosial di bidang organisasi.

  1. Dapat menentukan rencana penempatan karyawan

Karyawan yang berkinerja tinggi biasanya mendapatkan promosi dari perusahaan tempat dilakukan rotasi pekerjaan untuk mengembangkan kariernya. Sekarang, psikotes juga dapat membantu perusahaan menentukan rencana penempatan karyawan dan mempermudah SDM dalam melakukan pekerjaannya.

  1. Dapat melihat sikap kerja karyawan

Fungsi tes psikologi dalam dunia kerja juga berguna untuk melihat sikap kerja para karyawan yang akan bekerja di perusahaan tersebut. Salah satu hal yang berkaitan dengan hal tersebut adalah kepuasan kerja, dimana dalam suatu organisasi mereka akan memiliki hubungan yang positif dengan menyelesaikan pekerjaan dan juga melihat sikap sosial dari calon karyawan.

  1. Memberikan suasana positif di lingkungan karyawan

Tentunya setiap orang diharapkan memiliki lingkungan yang nyaman di tempat kerja, sehingga langkah yang dapat dilakukan adalah tes psikologi. Dengan tes ini, perusahaan akan memahami dan menyadari masalah yang berkaitan dengan kebiasaan, perilaku, dan sikap karyawan. Perusahaan juga akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.

  1. Pengembangan prestasi karyawan

Dari tes rekrutmen kita dapat antara lain mengetahui perkembangan kinerja karyawan, melalui tes psikologi perusahaan mengetahui tingkat kinerja yang dicapai dan juga prestasi apa saja yang telah dikembangkan karyawan.

  1. Melihat tingkat intelegensi

Fungsi lain dari tes psikologi di dunia kerja yang bisa kita capai dengan tes psikologi di dunia kerja adalah untuk melihat tingkat kecerdasan seseorang, karena seperti diketahui tes psikologi tidak hanya dilakukan di dunia kerja.

  1. Melakukan penilaian kinerja

Fungsi terakhir adalah untuk dapat melihat evaluasi kinerja pegawai, meskipun evaluasi kinerja tidak hanya terfokus pada tes dan penilaian atas kinerja yang dicapai, tetapi juga pada pelaksanaan tahapan yang berbeda dan kemudian juga tes psikologi menunjukkan karyawan perusahaan.

Demikian hal – hal mengenai apa saja fungsi tes psikologi. Bila kamu membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah di perusahaan kamu?  Semua itu bisa kamu dapatkan dengan mengikuti training and development program di Focus Improvement. Hubungi kami melalui telepon ke 0818-8188-99919 atau 0878-4169-6118 untuk mendapatkan saran program pelatihan kepemimpinan sesuai kebutuhan organisasi kamu.

Design a site like this with WordPress.com
Get started